Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu
kata depan yg berarti dengan,bersama dengan dan unsur yaitu kata bilangan yg
berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda cummunio yg dalam bahasa
inggris menjadi communion yg berarti kebersamaan,perseketuan,persatuan,gabungan,pergaulan,hubungan.
Karena untuk ber-communio diperlukan usaha dan kerja,dari kata itu dibuat kata
kerja communicare yg berarti membagi sesuatu dengan seseorang,memberikan
sebagian kepada seseorang,tukar menukar,membicarakan sesuatu dengan
seseorang,memberitahukan sesuatu kepada seseorang,bercakap-cakap,bertukar
pikiran berhubungan dan berteman.Berdasarkan berbagai arti kata communicare yg
menjadi asal kata komunikasi,maka secara harfiah komunikasi berarti pemberitahuan,pembicaraan,percakapan,pertukaran
pikiran atau hubungan.
KOMUNIKASI
NON VERBAL
Komunikasi non verbal adalah yg pesannya dikemas
dalambentuk nonverbal,tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal
ternyata jauh lebih banyak dipakai daripada komunikasi verbal,dengan kata-kata.
Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai.
Karena itu,komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi
nonverbal lebih jujur mengungkap hal yg mau diungkap karena spontan. Meskipun
lebih umum,terus-menerus dipakai dan lebih jujur,namun komunikasi nonverbal
sulit ditafsir karena kabur. Kekaburan ini disebabkan karena struktur
komunikasi nonverbal tidak jelas. Karena itu,mempelajari komunikasi nonverbal
lebih sulit daripada mempelajari komunikasi verbal. Sebab pembendaharaan kata,tata
kalimat dan tata bahasanya sulit ditunjuk.
BENTUK
KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikasi non verbal dapat berbentuk
·
Bahas tubuh. Bahasa tubuh yg berupa raut
wajah,gerak kepala,gerak tangan,gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai
perasaan,isi hati,isi pikiran,kehendak dan sikap orang
·
Tanda. Dalam komunikasi nonverbal tanda
mengganti kata-kata.
·
Tindakan/perbuatan. Tindakan/perbuatan
sebetulnya tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata,tetapi dapat menghantarkan makna.
·
Objek. Objek sebagai bentuk komunikasi
nonverbal juga tidak mengganti kata,tetapi dapat menyampaikan arti tertentu.
FUNGSI
KOMUNIKASI NON VERBAL
Kecuali dari hakikatnya dapat menyampaikan
arti,komunikasi nonverbal dapat berfungsi untuk :
·
Melengkapi komunikasi verbal
·
Menekankan komunikasi verbal
·
Membesar-besarkan komunikasi verbal
·
Melawan komunikasi verbal
·
Meniadakan komunikasi verbal
Dengan mengetahui hakikat bahasa verbal dan
nonverbal itu,kita dapat menggunakan kedua macam bahasa itu dalam komunikasi
kita dengan orang lain secara lebih sadar,efisien dan efektif.
KOMUNIKASI
FORMAL DAN INFORMAL
KOMUNIKASI
FORMAL
Komunikasi disebut formal atau resmi dipandang dari segi
jujur,pelaku,tujuan dan bentuknya. Komunikasi formal dilakukan dalam lembaga
formal. Komunikasi formal adalah komunikasi yg dilakukan dalam lingkup lembaga
resmi,melalui jalur garis perintah,berdasarkan struktur lembaga,oleh pelaku yg
berkomunikasi sebagai petugas lembaga dengan status masing-masing. Dengan
tujuan menyampaikan pesan yg berkaitan dengan kepentingan dinas dan dengan
bentuk resmi yg berlaku pada lembaga resmi pada umumnya.
Dari arah komunikasi,pada komunikasi formal
ditemukan komunikasi kebawah, ke atas, ke samping dan menyilang.
KOMUNIKASI
KE BAWAH
Komunikasi ke bawah
adalah komunikasi yg mengalir dari bagian atas lembaga ke bagian bawah lembaga
yg dilakukan oleh pejabat atas (atasan) ke petugas bawah (bawahan),melalui
rantai perintah resmi lembaga dari mata rantai paling atas ke mata rantai
paling bawah.
·
BENTUK
KOMUNIKASI KE BAWAH
Bentuk
komunikasi ke bawah dapat lisan ataupun tertulis. Bentuk lisan dapat berupa
percakapan,dialog atau wawancara interpersonal satu lawan satu
orang,pembicaraan dalam kelompok kecil,rapat,konferensi, atau pembicaraan
publik berupa ceramah,pidato bagi semua yg menjadi anggota lembaga. Bentuk
tertulis antara lain memo,surat,laporan,pengumuman,surat edaran,majalah.
·
FUNGSI
KOMUNIKASI KE BAWAH
1. Menyampaikan informasi dari bagian atas
ke bagian bawah yg berkaitan dengan kebijakan,peraturan,prosedur,program dan
sasaran kerja
2.
Memberikan penugasan dan pengarahan
kerja
3.
Menyampaikan umpan balik oleh atasan
kepada bawahan tentang perilaku atau kinerjanya.
4.
Memberikan informasi lembaga berupa
laporan keadaan dan laporan perkembangan
5.
Mengajukan permintaan dari atasan
terhadap bawahan
Komunikasi dari atas ke
bawah berguna bagi atasan untuk mengarahkan dan mengendalikan perilaku dan
kerja bawahan
KOMUNIKASI
KE ATAS
Komunikasi ke atas
adalah komunikasi dari bagian bawah,atau petugas bawah kebagian atas lembaga
atau pejabat atas yg dilakukan bawahan dan disampaikan ke atasan melalui rantai
perintah resmi lembaga dari bawah ke atas.
·
BENTUK
KOMUNIKASI KE ATAS
Komunikasi
ke atas dapat berbentuk lisan atau tertulis. Berbentuk lisan,misalnya
usulan,laporan,permintaan,atau keluhan secara lisan. Berbentuk
tertulis,misalnya usulan,laporan,permintaan atau keluhan secara tertulis
·
FUNGSI
KOMUNIKASI KE ATAS
1.
Menyampaikan umpan balik atas
kebijakan,peraturan,pengarahan dan instruksi atasan
2.
Menyampaikan laporan perkembangan hasil
kerja
3.
Menyampaikan gagasan dan usulan untuk
peningkatan kerja dan pemecahan masalah
4.
Menyampaikan permintaan informasi atau
bantuan
5. Menyampaikan ungkapan perasaan,sikap dan
keluhan yg berkaitan dengan kerja dan pribadi bawahan
Komunikasi akurat dari
dari bawah ke atas penting bagi atasan untuk memecahkan masalah dengan baik dan
tepat.
KOMUNIKASI
MENYAMPING
Komunikasi
menyamping,komunikasi lateral atau komunikasi horizontal adalah komunikasi
antar rekan kerja sejawat dalam bagian atau kelompok yg sama,atau antar petugas
antar bagian yg sama tingkatnya. Pada dasranya komunikasi menyamping berguna
untuk koordinasi kerja dan tim kerja. Dasar pemikirannya adalah sistem
kerja,dan meluasnya kelompok-kelompok khusus dalam lembaga seperti tim
proyek,panitia,kelompok tugas yg anggota-anggotanya diambil dari beberapa
bagian yg setingkat.
KOMUNIKASI
MENYILANG
Komunikasi
menyilang atau diagonal adalah komunikasi yg menyilang memotong rantai perintah
organisasi dan dilakukan oleh petugas dari bagian yg berbeda dan tingkatan yg
berbeda pula. Komunikasi menyilang terjadi juga antara staf dan bagian.
Komunikasi menyilang digunakan untuk meningkatkan efisiensi kerja,memecahkan
masalah-masalah antar bagian dan meminta pertimbangan dari bagian staf direksi.
Sebelum melakukan komunikasi menyilang sebaiknya orang minta izin dulu dari
petugas yg bersangkutan. Jika karena sesuatu hal izin belum diperoleh,maka
sesudah melakukan komunikasi menyilang,pelaku melaporkan hasilnya. Dengan cara
itu salah pengertian dan perasaan diabaikan dapat dihindari.
KOMUNIKASI INFORMAL
Komunikasi
informal adalah komunikasi dari atas ke bawah atau sebaliknya yg mengalir di
luar rantai perintah formal lembaga. Komunikasi itu tidak dilakukan orang
secara resmi sebagai petugas berdasarkan jabatan yg dipegang,pangkat yg
dipunyai dan status dalam lembaga,tetapi sebagai manusia yg bekerja dalam
lembaga. Bentuk yg diambil dalam komunikasi itu tidak resmi yg berlaku dalam
lembaga resmi dan cara-cara resmi. Seperti komunikasi formal,komunikasi itu
dapat tertulis atau elektronik,tetapi yg lebih banyak adalah lisan.
MANFAAT KOMUNIKASI INFORMAL
Meski
tidak resmi,namun komunikasi informal memenuhi sejumlah kebutuhan,antara lain :
1. Memenuhu
kebutuhan sosial orang untuk berhubungan dengan orang lain dan menjadi bagian
kelompok
2. Mengatasi
kejenuhan dan monotonitas kerja
3. Menjadi jalan untuk mempengaruhi orang lain
4. Menjadi
sumber informasi kerja yg tidak diperoleh melalui saluran informasi resmi.
Dengan demikian,kerja jalan terus meski tidak ada informasi resmi yg diperoleh
5. Mengatasi
kelambatan komunikasi yg sering kaku dan harus melalui berbagai saluran dan
jalur
DAFTAR PUSTAKA
Hardjana.A.M.(2003).Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal.Kanisius
: Jl.Cempaka 9,Deresan,Yogyakarta.
PENGERTIAN MODEL
Model
adalah representasi simbolik dari suatu benda,proses, sistem, atau gagasan.
Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal. Perbedaan
pokokantara teori dan model adalah: teori merupakan penjelasan,sementara model
hanya merupakan representasi. Yang dimaksud model komunikasi adalah gambaran yang
sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu
komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Secara umum,model-model komunikasi
dapat dibagi dalam lima kelompok.
1. Kelompok pertama, disebut sebagai model-model
dasar.
2. Kelompok kedua menyangkut pengaruh personal,
penyebaran dan dampak komunikasi masa terhadap perorangan.
3. Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek
komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat.
4. Kelompok keempat berisikan model-model yang
memusatkan perhatian pada khalayak.
5. Kelompok kelima mencakup model-model komunikasi
tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa.
FUNGSI MODEL
Fungsi
model ada empat
1.Mengorganisasikan
2.Membantu
menjelaskan
3.Meuristik
dan
4.Memprediksi
TEORI S-O-R
TEORI S-O-R

PENGERTIAN S-O-R adalah sebagai singkatan dari
Stimulus-Organism-Respon, ini semua berasal dari psikologi. Objek material dari
psikologidan komunikasi adalahsama yaitu manusia yang jiwanya meliputi
komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, konasi. Teori ini
mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung
kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.
Elemen-elemen dari model ini adalah pesan (stimulus), komunikan (organisme), efek (respon). Model S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut:
Elemen-elemen dari model ini adalah pesan (stimulus), komunikan (organisme), efek (respon). Model S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut:
Proses diatas
mengambarkan perubahan sikap dan bergantung kepada proses yang terjadi pada
individu. Stimulus yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau dapat
ditolak, maka pada proses selanjutnay terhenti. Ini berarti stimulus
tersbut tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada perhatian
(attention) dari organisme, jika stimulus diterima oleh organisme berarti
adanya komunikasi dan perhatian dari organisme, dalam hal ini
stimulus efektif dan ada reaksi. Langkah selanjutnya adalah jika stimulus telah
mendapat perhatian dari organisme, kemampuan dari organisme inilah yang dapat
melanjutkan proses berikutnya. Pada langkah berikutnya adalah organisme dapat
menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan
dalam mengubah sikap. Dalam perubahan sikap ini dapat dilihat bahwa sikap dapat
berubah hanya jika rangsangan yang diberikan melebihi rangsanga semula.
Perubahan berarti bahwa stimulus yang diberikan dapat meyakinkan organisme, dan
akhirnya secara efektif dapat merubah sikap.
Hovland (dalam Effendy,2003:255) beranggapan bahwa perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Dalam mempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang menunjang proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan.
Dimulai pada tahun 1030-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi, teori S-O-R singkatan dari Stimulus- Organism-Respon. Asumsi dasar dari model ini adalah media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengatakan kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O- R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif.
Hovland (dalam Effendy,2003:255) beranggapan bahwa perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Dalam mempelajari sikap yang baru ada tiga variabel penting yang menunjang proses belajar tersebut yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan.
Dimulai pada tahun 1030-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi, teori S-O-R singkatan dari Stimulus- Organism-Respon. Asumsi dasar dari model ini adalah media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengatakan kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O- R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif.
Menurut stimulus
respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus,
sehingga seseorang dapat mengaharapkan dan memperkirakan kesesuaian
antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dari model ini adalah:
- Pesan (stimulus,S)
- Komunikan (Organism, O):
perhatian, pengertian, penerimaan
- Efek (respon, R):perubahan
sikap
Proses dari perubahan
sikap adalah serupa dengan proses belajar. Dalam mempelajari sikap ada tiga
variabel yang penting menunjang proses belajar tersebut yaitu: perhatian,
pengertian, penerimaan.
Sikap yang dimaksud
disini adalah kecendrungan bertindakan, berpikir, berpersepsi, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukanlah perilaku, tetapi
lebih merupakan kecendrungan untuk berprilaku dengan cara tertentu terhadap
objek sikap, dengan demikian pada kenyataan tidak ada istilah sikap yang
berdiri sendiri. Sikap juga bukanlah sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga
menentukan apakah seseorang harus setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu,
menentukan apa yang disukai, diharapkan.
Sikap mengandung aspek
evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan
terhadap objek, orang, situasi, dan mungkin aspek-aspek lain dunia, termasuk ide
abstrak dan kebijaksanaan sosial. Dengan demikian ahli psikologi sosial
biasanya memandang sikap sebagai gabungan dari komponen kognitif, komponen
afektif, dan komponen perilaku. Mann (1969, dalam Azwar,1995) menjelaskan bahwa
komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotip yang dimiliki
individu mengenai sesuatu. Adapun komponen afektif merupakan perasaan individu
terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi, aspek emosional inilah yang
biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang
paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap
seseorang. Komponen perilaku berisi tendensi atau kecendrungan untuk bertindak
atau bereaksi dengan cara-cara tertentu (Sobur, 2003:358-362).
DAFTAR PUSTAKA
Sobur, Alex. 2003. Psikologi
umum. Pustaka Setia, Bandung. Sunarwinadi, Ilya. 1993. Komunikasi Antar
Budaya.UI Pers,Jakarta
Effendy, Onong Uchjana.2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. PT.Citra Aditya Bakti, Bandung
Effendy, Onong Uchjana.2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. PT.Citra Aditya Bakti, Bandung